Kelurahan Bandar Kidul, yang terletak di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, memiliki jumlah penduduk 10.963 jiwa pada tahun 2025. Kelurahan ini merupakan salah satu dari 17 kelurahan yang ada di Kecamatan Mojoroto. Secara geografis, Kecamatan Mojoroto terletak di bagian barat Kota Kediri
Sejarah Kelurahan Bandar Kidul
Dulu mungkin Sungai Brantas ini sangat besar, lebar dan dalam. Di daerah lain nama-nama desa yang didahului dengan kata “Bandar” juga banyak, misalnya di kawasan timur Kota Nganjuk ada Desa bernama Bandar Alim yang dialiri oleh Sungai Widas, anak Sungai Brantas. Lalu di Kota kediri ada nama Desa Bandar Lor dan Bandar Kidul. Bisa dibayangkan dulu betapa ramainya pelabuhan-pelabuhan sungai ini, banyak kapal-kapal berlabuh datang dan pergi, hiruk pikuk pagi hingga malam.
Prasasti Anjuk Ladang yang berangka tahun 937M mengisahkan penganugerahan tanah perdikan sebagai balas jasa warga setempat yang telah membantu perlawanan pasukan Medang melawan pasukan Sriwijaya dan berhasil memetik kemenangan besar. Konon dalam peristiwa itu ada ribuan pasukan Sriwijaya yang datang ke Jawa Timur. Logikanya tidak mungkin lewat jalur darat, pasti lewat jalur laut dan sungai, sehingga sangat mungkin kapal-kapal perang Sriwijaya berlabuh di Bandar Kedung Mulyo, Bandar Alim serta Bandar Lor dan Kidul ini.
Peranan pelabuhan sungai semacam ini sangat besar bagi perkembangan sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa Timur. Prasasti Kelagyan yang berangka tahun 1037M mencatat tindakan Raja Airlangga (Kahuripan) membuat terusan Kali Porong untuk memecah aliran Sungai Brantas yang terlalu besar. Jadi mungkin pada masa itu ukuran sungai malah terlalu besar sampai-sampai harus dipecah agar dapat dimanfaatkan bagi masyarakat. Tidak heran bila transportasi sungai dapat digunakan hingga ke laut dan antar pulau di Nusantara.
Dulu sewaktu pasukan Tar-Tar yang jumlahnya ribuan mendarat di Jawa Timur, bagaimana caranya bila tidak berlabuh di pelabuhan-pelabuhan sungai ini. Tidak mungkin hanya berlabuh di pelabuhan laut Tuban, Lasem atau Ujung Galuh, terlalu jauh perjalanan darat untuk mencapai Singhasari dan Kadiri. Jadi pastilah juga menggunakan pelabuhan-pelabuhan sungai. Dan kalau dilihat dari besarnya kavaleri, bisa dibayangkan betapa besar pula pelabuhan sungai yang ada kala itu. Tidak heran juga bila Kerajaan Majapahit yang letaknya jauh di tengah daratan Jawa Timur dapat tumbuh berkembang menjadi kerajaan besar di Nusantara. Pelaut-pelautnya ulung dan tanpa tanding. Pasti pelabuhan-pelabuhan sungai ini memegang peranan penting dalam pembangunan infrastruktur, ekonomi dan politik Majapahit.
Demografi Kelurahan Bandar Kidul
Secara Administrasi Kelurahan Bandar Kidul merupakan salah satu wilayah yang masuk di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri yang mempunyai 24 Rukun Tetangga (RT) dan 4 Rukun Warga (RW) yang dikembangkan sebagai pendukung sarana pendidikan, perumahandan industri di Kota Kediri. Kelurahan Bandar Kidul mempunyai luas 124 Hektar dengan jumlah KK sebanyak 2470 dan jumlah penduduk sebanyak 9663 orang yang terdiri dari 4346 orang Laki-laki dan 5317 orang Perempuan. Jarak antara Kelurahan dengan Pusat Pemerintahan Kota Kediri adalah 2 Km dan Pemerintahan Kecamatan adalah 1,5 Km, Lebih dari sepertiga dari luas wilayah Kelurahan masih berupa tanah persawahan dan perkebunan sedangkan sisanya dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan pemukiman.
Rician Pemanfaatan Lahan Kelurahan:
– Pemukiman : 68 Ha
– Pertanian : 42 Ha
– Industri : 3 Ha
– Perdagangan/jasa, Sekolah dan Jalan : 11 Ha
Secara Georafis Kelurahan Bandar Kidul mempunyai batas wilayah yang terdiri dari:
– Sebelah Utara : Kelurahan Bandar Lor Kota Kediri
– Sebelah Selatan : kelurahan Banjar Mlati Kota Kediri
– Sebelah Barat : Kelurahan Lirboyo Kota Kediri
– Sebelah Timur : Sungai Brantas
Dalam Upaya Pengembangan Potensi wilayah Kelurahan yang mengacu pada VISI Kelurahan “Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat dengan Sumber Daya Aparatur Kelurahan Bandar Kidul yang Profesional dan Religius”. Yang dijabarkan dalam beberapa MISI antara lain :
- Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat yang didasarkan pada potensi sumberdaya aparatur.
- Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur serta wilayah yang berwawasan lingkungan.
- Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang handal dan religius dalam memberikan pelayanan prima kepada masyrakat.
- Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.