Dulu mungkin Sungai Brantas ini sangat besar, lebar dan dalam. Di daerah lain nama-nama desa yang didahului dengan kata “Bandar” juga banyak, misalnya di kawasan timur Kota Nganjuk ada Desa bernama Bandar Alim yang dialiri oleh Sungai Widas, anak Sungai Brantas. Lalu di Kota kediri ada nama Desa Bandar Lor dan Bandar Kidul. Bisa dibayangkan dulu betapa ramainya pelabuhan-pelabuhan sungai ini, banyak kapal-kapal berlabuh datang dan pergi, hiruk pikuk pagi hingga malam.
Prasasti Anjuk Ladang yang berangka tahun 937M mengisahkan penganugerahan tanah perdikan sebagai balas jasa warga setempat yang telah membantu perlawanan pasukan Medang melawan pasukan Sriwijaya dan berhasil memetik kemenangan besar. Konon dalam peristiwa itu ada ribuan pasukan Sriwijaya yang datang ke Jawa Timur. Logikanya tidak mungkin lewat jalur darat, pasti lewat jalur laut dan sungai, sehingga sangat mungkin kapal-kapal perang Sriwijaya berlabuh di Bandar Kedung Mulyo, Bandar Alim serta Bandar Lor dan Kidul ini.
Peranan pelabuhan sungai semacam ini sangat besar bagi perkembangan sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa Timur. Prasasti Kelagyan yang berangka tahun 1037M mencatat tindakan Raja Airlangga (Kahuripan) membuat terusan Kali Porong untuk memecah aliran Sungai Brantas yang terlalu besar. Jadi mungkin pada masa itu ukuran sungai malah terlalu besar sampai-sampai harus dipecah agar dapat dimanfaatkan bagi masyarakat. Tidak heran bila transportasi sungai dapat digunakan hingga ke laut dan antar pulau di Nusantara.
Dulu sewaktu pasukan Tar-Tar yang jumlahnya ribuan mendarat di Jawa Timur, bagaimana caranya bila tidak berlabuh di pelabuhan-pelabuhan sungai ini. Tidak mungkin hanya berlabuh di pelabuhan laut Tuban, Lasem atau Ujung Galuh, terlalu jauh perjalanan darat untuk mencapai Singhasari dan Kadiri. Jadi pastilah juga menggunakan pelabuhan-pelabuhan sungai. Dan kalau dilihat dari besarnya kavaleri, bisa dibayangkan betapa besar pula pelabuhan sungai yang ada kala itu. Tidak heran juga bila Kerajaan Majapahit yang letaknya jauh di tengah daratan Jawa Timur dapat tumbuh berkembang menjadi kerajaan besar di Nusantara. Pelaut-pelautnya ulung dan tanpa tanding. Pasti pelabuhan-pelabuhan sungai ini memegang peranan penting dalam pembangunan infrastruktur, ekonomi dan politik Majapahit.